Kedudukan Seorang Wanita dalam Pandangan Budaya Minang

Sabtu, 22 Februari 2014 | komentar

(Edunesia, BandungBila disimak referensi yang menyatakan tentang kebudayaan Minangkabau, khususnya tentang perempuan banyak ungkapan yang melambangkan tingginya peran dan kedudukan perempuan Minang tersebut. Ia dilambangkan sebagai limpapeh rumah nan gadang, sumarak anjuang nan tinggi, dsb. Ungkapan ini sudah begitu sering dilafazkan bukan? Dan, khusus untuk perempuan dewasa atau kaum ibu digunakan istilah bundo kanduang. Sebutan bundo kanduang bukanlah sekadar istilah saja tapi lebih dari itu. Namun, apakah semua perempuan dewasa Minang bisa disebut dengan panggilan Bundo Kanduang?

Sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan, seorang perempuan yang menjadi Bundo Kanduang tidak hanya menjadi hiasan dalam bentuk fisik saja tapi kepribadiannya sebagai perempuan, kemudian ia harus memahami ketentuan adat yang berlaku, disamping tahu dengan malu dan sopan santun juga tahu dengan basa basi dan tahu cara berpakaian yang pantas.

Sifat perempuan bila menjadi Bundo Kanduang tersebut dinyatakan dalam kato pusako (kata pusaka) berikut: ..…dihias jo budi baiak, malu sopan tinggi sakali, Baso jo basi bapakaian, nan gadang basa batuah, kok hiduik tampek banzar, kok mati tampek baniat. Tiang kokoh budi nan baiak, pasak kunci malu jo sopan, hiasan dunia jo akhirat, awih tampek mintak aia, lapa tampek minta nasi, (Zulkarnaini, 1994). Makna yang terkandung dalam ungkapan ini sangatlah mendalam, kehadiran perempuan sebagai bundo kanduang merupakan contoh dan teladan budi bagi masyarakatnya, bagi kaumnya, dan bagi rumah tangganya. Sosok bundo kanduang digambarkan sebagai ibu yang berwibawa, arif bijaksana, suri teladan, memakai raso (rasa) dan pareso (periksa), serta tutur katanya sopan.

Nah, dari uraian tersebut ada baiknya kita hati-hati menggunakan kata perempuan dan bundo kanduang karena makna (sense of meaning) yang terkandung dari masing-masing kata tsb. sangat jauh bedanya. Kata perempuan bermakna umum dan acuannya luas, sedangkan frasa “bundo kanduang” mengacu kepada sosok perempuan yang punya sifat dan kepribadian yang (1) memahami adat dan sopan santun,(2) mengutamakan budi pekerti, (3) memelihara harga diri, (4) mengerti agama, (5) memahami aturan agama, (6) memelihara dirinya dan masyarakatnya dari dosa.

Lebih lanjut, di dalam adat Minangkabau Hakymi Dt. Rajo Penghulu (1991), mengklasifikasikan perempuan ke dalam tiga bagian, yaitu (1) parampuan, (2) simarewan, dan (3) mambang tali awan.

Parampuan, mengacu kepada perempuan yang mempunyai budi pekerti yang baik, tawakal kepada Allah, sopan dan hormat pada sesama. Sifat ini tampak dalam ungkapan: budi tapakai taratik dengan sopan, memakai baso-basi di ereng jo gendeng, tahu kepada sumbang salah, takut kepada Allah dan Rasul, muluik manih baso katuju, pandai bagaua samo gadang, hormat pado ibu jo bapa, baitupun jo urang tuo.

Simarewan, istilah yang mengacu kepada perempuan yang tidak mempunyai pendirian, tidak mempunyai budi pekerti. Sifat ini tampak dalam ungkapan berikut: paham sebagai gatah caia, iko elok etan katuju, bak cando pimpiang di lereng, bagai baliang-baliang di puncak bukik, ka mano angin inyo kakian, bia balaki umpamo tidak, itulah bathin kutuak Allah, isi narako tujuan lampiah.

Mambang tali awan, adalah perempuan yang sombong, tidak punya rasa hormat, tenggang rasa, selalu ingin kedudukannya. Sifat ini terlihat dalam ungkapan: parampuan tinggi ati, kalau mangecek samo gadang, barundiang kok nan rami, angan-angan indak ado ka nan lain, tasambia juo laki awak, dibincang-bincang bapak si upiak, atau tasabuik bapak si buyuang, sagalo labiah dari urang, baiklah tantang balanjonyo, baiak kasiah ka suami, di rumah jarang baranjak-ranjak, dilagakkan mulia tinggi pangkek, sulit nan lain manyamoi, walau suami jatuah hino, urang disangko tak baiduang, puji manjulang langik juo.

Jelaslah, bahwa adat Minangkabau pada khususnya membentuk individu yang berbudi luhur, manusia yang berbudaya, manusia yang beradab. Sifat-sifat ideal itu adalah (a) Hiduik baraka, baukua jo bajangko, artinya orang minang harus mempunyai "rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat"; (b) baso-basi malu jo sopan, artinya adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan; (c) tenggang raso, artinya di dalam pergaulan yang baik kita harus menjaga perasaan orang lain. Dalam pergaulan, adat mengajarkan kita selalu berhati-hati dalam berbicara, bertingkah laku tidak menyinggung perasaan orang lain; (d) setia., artinya teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan kekerabatan.

Dalam realita kehidupan masyarakat Minangkabau yang sebenarnya, apakah konsep budaya Minangkabau ini sudah tersosialisasikan dan tertanamkan dalam diri masyarakat? Seberapa jauh perempuan Minang menghayati sifat yang melekat pada Bundo Kanduang seperti yang dilukiskan dalam Kato Pusako?

Menurut penulis, sosialisasi mengenai konsep-konsep budaya Minangkabau ini tentu saja sangat memotivasi dan membantu masyarakat dalam membentuk kepribadiannya dan menentukan sikap ke depan dalam rangka mempertahankan budaya Minangkabau dari pengaruh budaya asing yang begitu kuat masuk dan mempengaruhi perilaku masyarakat sehingga cenderung tidak lagi berpijak ke budaya Minangkabau bahkan akan bisa menyebabkan hilangnya identitas diri.

Bagi kaum perempuan, dengan memahami peran dan kedudukannya dalam adat Minangkabau itu secara mendalam tentu saja lebih memotivasi dirinya dan memberikan inspirasi untuk menjalankan peranannya sebagai perempuan Minang. Dengan harapan, ketika seorang perempuan Minang meningkatkan kompetensi dirinya ia tetap berpijak pada konsep adat Minangkabau yang menjadikan ia nantinya mampu berperan sebagai “Bundo Kanduang” yang diinginkan dalam Kato Pusako tersebut. Semoga!

Sumber:  Yusrita Yanti, S.S., M.Hum (UBH)

Cikini dan Maestro Lukis: Raden Saleh

| komentar


BERITAJAKARTA.COM — Imanee
Menyebut nama Jalan Cikini Raya, mungkin yang pertama muncul di ingatan banyak orang hanyalah Taman Ismail Marzuki (TIM). Padahal, jika menyebut kawasan tetangga Menteng dan Gondangdia itu, tak pernah bisa dilepaskan dari sosok legenda lukis Indonesia, Raden Saleh Sjarif Bustaman.
Di Cikini, yang oleh warga Betawi dilafalkan dengan sebutan Cekini, juga terdapat rumah Raden Saleh, yang namanya juga diabadikan di salah satu nama jalan di kawasan tersebut. Di sebelah TIM yang juga merupakan bagian dari rumah pelukis Raden Saleh sampai 1970-an masih terdapat kolam renang Cikini. Kolam renang yang dibangun pada 1930-an ini sampai 1970-an masih berdiri dan banyak didatangi warga ibu kota dari berbagai tempat.

Pesatnya pembangunan Jakarta memang telah merubah wajah asli Cikini. Sebelum dibangun Taman Ismail Marzuki (TIM) pada akhir tahun 1960-an oleh Gubernur Ali Sadikin, di Cikini terdapat sebuah kompleks kebun binatang yang menjadi salah satu obyek wisata bagi masyarakat kala itu.
Bang Ali, panggilan akrab Ali Sadikin, membangun TIM dengan menggusur Bioskop Garden Hall, bioskop kelas satu di Jakarta kala itu. Tak hanya itu, podium, sebuah bioskop kecil di dekatnya juga digusur oleh Bang Ali.

Di kawasan Cikini juga terdapat sebuah kampung dengan nama Cikini Binatu (kini Jl Raden Saleh II), di tepi Kali Ciliwung. Disebut demikian, karena di situ banyak tinggal tukang binatu yang memanfaatkan Kali Ciliwung yang kala itu airnya masih jernih. Langganan mereka adalah tuan dan nyonya Belanda yang tinggal di Cikini. Di sini juga banyak tinggal tukang delman yang memanfaatkan banyaknya lapangan untuk memelihara kuda. Kuda-kuda oleh tukang delman di Cikini juga biasa dimandikan di Ciliwung.

Di belakang Pasar Cikini yang megah tepat di depan stasiun kereta api (KA) Cikini, ada kampung Cikini Kramat Kamboja. Kampung yang juga dikenal sebagai Gang Ampiun ini dilintasi kereta api barang yang mangkal di Gang Kenari (samping FK UI). Salah satu peninggalan tempo dulu yang kini telah dipindahkan adalah para pedagang yang berjejer hingga ke Stasiun KA Cikini. Para tukang kembang di Pasar Cikini sudah merupakan generasi turun temurun sejak kakek mereka.
Budayawan Betawi, Ridwan Saidi mengatakan, pada masa penjajahan tokoh Raden Saleh yang mempunyai rumah di Jl Raden Saleh (kini RS PGI Cikini) dilengkapi dengan kebun binatang yang banyak memelihara kijang. Di zaman Bang Ali, kemudian kebun binatang itu dipindahkan ke Ragunan hingga saat ini.

Cikini, kata Ridwan Saidi, disebut demikian lantaran di daerah itu juga mengalir Kali Cikini sehingga lazim disebut Cikini hingga sekarang. “Lafalnya orang Betawi dulu nyebut Cikini itu Cekini,” kata Ridwan Saidi kepadaberitajakarta.com, beberapa waktu lalu. Salah satu tokoh Cikini pada zaman revolusi yang juga giat menentang penjajahan Belanda, kata Ridwan Saidi, adalah Bir Ali. Namun sayangnya, nama Bir Ali tidak begitu melekat di sejarah warga Cikini, dan hanya beberapa orang tua saja yang mengetahuinya. RS PGI Cikini, tambahnya, dulunya merupakan rumah Raden Saleh. Gedung ini dibangun awal abad ke-20 oleh seorang baron Belanda yang pada tahun 1940 ditangkap atas tuduhan menjadi kaki tangan Jerman. Di situ juga terdapat Restoran Oasis yang masih tampak megah hingga kini. Restoran ini dihiasi banyak lukisan, patung, dan permadani sangat mahal. Tidak ketinggalan sejumlah barang antik dari Prancis, Jerman, dan Belanda menjadi koleksi gedung ini.
Sesudah tahun 1940, berturut-turut digunakan sebagai tempat tinggal gubernur jenderal yang beristrikan orang Amerika sebagai tempat persembunyian mereka ketika zaman penjajahan Jepang. Oasis juga sempat dijadikan sebagai tempat tinggal para opsir tinggi Jepang. Sesudah Perang Dunia II gedung itu menjadi tempat tinggal pejabat perwakilan Angkatan Laut AS yang bergabung dalam tentara sekutu.

Di Cikini juga terdapat Masjid Jami Cikini yang dibangun Raden Saleh. Masjid yang berusia lebih satu abad ini dulu menjadi tempat mengajar Habib Salim Bin Djindan dan Habib Alwi Djamalullail. Keduanya dikenal sebagai dai vokal dan seringkali tanpa tedeng aling-aling melontarkan kritik pada pemerintah kolonial Belanda hingga akhirnya beberapa kali dijebloskan dalam penjara. “Yang memang merupakan tokoh sentral Cikini itu, ya Raden Saleh. Makanya dipakai menjadi nama jalan,” tandas Ridwan Saidi.     

Sejarah Internet dan Perkembangannya

| komentar

Sejarah Internet (AELOVEBEL) - Hampir semua orang di dunia menggunakan internet untuk membantu pekerjaan mereka menjadi lebih simpel. Namun bisa dipastikan tidak semua orang tau tentang pengertian internet dan sejarah internet. Siapa penemunya, dan dimana pertama kali digunakan di dunia. Untuk itu ada baiknya sebagai penambah wawasan anda menyimak postingan AelovebeL berikut tentang sejarah dan perkembangan internet di dunia.

Sejarah Internet


Sejarah internet mulai dikembangan pada tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang pada saat itu sedang membangun sebuah proyek yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Tujuan dari proyek ini adalah untuk kepentingan militer pertahanan AS dalam memecahkan masalah komunikasi antar komputer dalam jarak jauh dengan menggunakan jaringan telepon. Saat itu banyak dibuat jaringan komputer yang disebar dan dihubungkan di daerah-daerah vital dan manfaat internet ini untuk mengantisipasi bila terjadi serangan nuklir.

Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer.

Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukan "at" atau "pada". tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakalsejarah internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.

Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bias menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

Itulah sejarah internet dan perkembangannya hingga sekarang internet menjadi alat komunikasi yang tak bisa ditinggalkan. Hampir semua perangkat saat ini memanfaatkan jaringan internet untuk kebutuhan komunikasi maupun update.

Edunesia: Berbagi Ilmu dan Karya

Sabtu, 18 Januari 2014 | komentar

Edunesia merupakan sebuah blog sederhana, yang tercipta dari tangan yang sederhana. Blog ini terlahir tidak lain, hanya karena kepedulian akan sebuah ilmu dan pengetahuan, dengan harapan dapat mewujudkan sema-ngat belajar dan saling berbagi di antara anak-anak Indonesia. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita se-mua, Amin.


Salut,

-Tim Guru Sekolah Edunesia-


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Edunesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template | More Trick | IVY Themes
Proudly powered by Blogger